THE DIFFERENT.


THE DIFFERENT.

Author                        : Kwon Yura

MAIN CAST               : KIM TAEYEON

PARK JUNSU (LEETEUK)

GENDRE                     : Sad Ending

Rated                      : +15

Descleimer                 : This fanfic is my imagination and my feeling. And very important! This fanfic is mine. DON’T COPY AND PLAGIAT PLEASE!!!

 

            Aku berjalan melewati kelas-kelas yang sudah kosong karena waktu pulang sudah tiba beberapa menit yang lalu. Aku berjalan menuruni tangga yang menuju ke lantai dasar.
            “ Taeyeon!” panggil seseorang dibelakangku.
Aku membalikkan badanku untuk tahu siapa yang memanggil namaku.
“ Hai! Apa kau ingin pulang?” tanya Sunny sambil berlari kecil ke arahku.
Aku mengangguk. “ Wae?”
“ Kita jalan-jalan dulu yuk! Aku bosan dirumah.”
“ Apakah seorang Lee Sun Kyu tak pernh tak merasa bosan?” tanyaku dengan mengejeknya.
“ Ya! Kau mau tidak?”
“ Ani, aku ada janji dengan Leeteuk.” Ucapku padanya sambil tersenyum.
Sunny menghela napas. “ Baiklah, lain kali saja. Bye!” ucapnya sambil berjalan meninggalkanku.
“ Mianhae Sun! Next time ok?” ucapku setengah berteriak karena Sunny mulai menjauh.
Ia hanya melambaikan tangannya saja padaku.
“ Jagi!” panggil seseorang di tangga.
Aku menoleh dan tersenyum pada namja yang ku sukai.
Aku telah berpacarannya dengannya selama 8 bulan lebih dan sebentar lagi 9 bulan. Huaa~… Ia berjalan menghampiriku.
“ Jagi~” panggilku sambil brlari menghampirinya dan memeluknya.
“ Ya! Dasar kau ini!” ucapnya sambil mengelus rambutku.
Aku tersenyum dalam pelukannya. Rasanya aku masih tak percaya  bahwa ia adalah namjachinguku sekarang. Aku menyukainya selama 3 tahun lebih secara diam-diam. Dan beberapa bulan yang lalu I menyatakan cintanya di taman yang biasa ku kunjungi untuk membaca buku atau melepas rasa bosan dan lelahku.
“ Saranghaeyo Taeng…” ucap Leeteuk lembut ditelingaku lalu ia mencium keningku dengan lembut.
Aku tersenyum. Tuhan, gomawo.
“ Ayo kita pergi!” ajaknya.
“ Odie?” tanyaku.
“ Kencan.” Ucapny sambil mengedipkan matanya.
Aku tersenyum padanya.
Leeteuk-ssi aku mencintaimu. Batinku.
“ Rasanya aku masih tak percaya kalau aku memilikimu sekarang.” Ucap Leeteuk saat kami sedang makan es krim ditaman.
Ia membawaku ke taman yang biasa kami kunjungi. Kami duduk di bawah pohon yang rimbun dengan dedaunannya yang berwarna kuning. Aku menoleh ke arahnya.
“ Taeng, aku sungguh mencintaimu. Jangan pernah meninggalkan aku apapun alasannya.” Ucapnya lembut lalu mencium bibirku.
Aku kaget karena tiba-tiba ia menciumku. Jujur ini pertama kalinya kami berciuman. Karena biasanya kami hanya berpelukan dan mencium pipi atau kening bukan bibir.
Ia menciumku dengan lembut, sangat lembut. Aku hanya bisa diam dan tak membalas ciumannya. Karena jujur aku tak bisa berciuman.
“ Wae? Kenapa diam?” tanya Leeteuk disela-sela ia berhenti menciumku dengn setengah berbisik lalu menciumku lagi.
“ Aku tak tau caranya..” ucapku saat Leeteuk berhenti menciumku.
Ia tersenyum padaku. “ Aku akan mengajarimu.” Ucapnya lalu menciumku lagi.
Oh My God!
“ Ikuti aku.” Ucapnya.
Aku menurutinya. Aku mencoba membalas ciumannya. Walau pertama gugup lama-lama aku terlarut dalam ciuman kami.
“ Bye.” Ucapku pada Leeteuk saat sudah sampai didepan rumahku.
“ Hm..” ucap Leeteuk sambil tersenyum.
Aku masuk ke dalam rumah karena aku tau kalau aku tak masuk mungkin Leeteuk tak akan pulang ia akan menungguku sampai masuk kedalam rumah. Ia lalu pergi dengan motornya.
“ Taeyeon-ssi, Ayah anda ingin berbicara kepada anda.” Ucap sekretaris Lee, kepercayaan Ayahku, saat aku baru masuk rumah.
“ Untuk apa?” tanyaku.
“ Ayah anda di dalam ruang kerjanya.” Ucapnya sambil setengah membungkukkan kepalanya.
Aku berjalan ke ruangan Ayah.
“ Ayah ada apa?” tanyaku main masuk saja ke ruang kerja Ayah yang disambut dengan senyum hangat Ayah.
“ Duduklah sini Tae.” Ucapnya sambil menyuruhku duduk di kursi depannya.
Aku menurut.
“ Ap kau masih mempunyai hubungan dengan Park Junsu?” tanya Ayah tiba-tiba.
Aku mengangguk ragu. “ Ne, ada apa?” tanyaku.
“ Apa hubunganmu baik-baik saja dengannya?” tanya Ayah lagi.
Aku hanya bisa mengangguk.
“ Baguslah, apa kau bahagia denganya?”
Aku mengangguk.
“ Kalau begitu kau boleh pergi ke kamar-mu sekarang.” Ucap Ayah sambil tersenyum.
Aku diam. “ Ayah, sebenarnya ada apa? Kenapa Ayah menanyakan hal itu?” tanyaku bingung.
“ Apa Ayah tak boleh tau kebahagian putrid Ayah sendiri?” tanyanya dengan tetap tersenyum.
Aku diam sesaat lalu tersenyum mendengar ucapannya. Aku berlari kecil untuk memeluk Ayahku. “ Gomawo Ayah. You’re the best My Appa!” ucapku sambil memeluknya. Ia hanya tertawa senang padaku.
Aku kembali ke kamarku. Aku melihat jam dinding dikamarku yang berbentuk hello kitty! 08.30 KST. Aku menghela napas, merasa lelah.
Aku berjalan menuju lemari pakaianku untuk berganti baju dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diriku. Lalu setelah itu aku pergi tidur.
“ Taeng!” panggil seseorang di depanku. Kwon Yuri.
“ Hai Yul!” sapaku.
“ Hai Taeng!” sapanya balik.
“ Sepertinya hari ini kau senng sekali?” tanyaku bingung melihatnya yang tersenyum senang. “ Wae? Pasti ada hubungannya dengan KyuHyun!” tebakku.
Ia tertawa terkekeh.
“ Dasar kau ini Yul!” ucapku.
“ Bagaiamana hubunganmu dengan Leeteuk? Baik-baik sajakah?” tanyanya.
Aku mengangguk sambil tersenyum.
“ Syukurlah kalau begitu.” Ucapnya.
“ Jagi!” panggil seseorang dibelakang kami. Kami menoleh dan mendapati KyuHyun melmbikan tangannya pada Yuri lalu padaku.
“ Hai Taeng!” sapa KyuHyun.
Aku hanya membalasnya dengan senyum.
“ Dimana Leeteuk?” tanyaku pada KyuHyun.
“ Dia masih dibelakang, ia masih memarkirikan motornya.” Ucap Kyu ambil merangkul pinggul Yuri yang ditolak oleh Yuri.
Aku hanya mengangguk lalu memutuskan berjalan ke kelas duluan.
Usai sekolah aku menunggu Leeteuk dikelasku. Selama 20 menit lebih aku menunggunya, tapi ia belum datang. Aku memutuskan untuk menemuinya dikelasnya. Karena kelas kami berbeda.
“ Saranghae Yoong.” Ucap seseorang di dalam kelas Leeteuk. Suara itu sangt familiar ditelingaku.
“ Nado Teuk.” Ucap seorang yeoja.
Aku mematung sejenak. Ku menguatkan diriku untuk melihat siapa orang yang berada dikelas Leeteuk.
Aku mematung sejenak. Leeteuk dan seorang yeoja berambut pnjang dan cantik sedang berpelukan.
Aku diam tak bergerak sedikitpun.
Benarkah Leeteuk telah mempermainkanku? Air mataku turun membasahi pipiku. Mataku terpaku pada mereka berdua yang berpelukan.
“ Taeyeon!” ucapnya dengan shock yeoja itu.
Mereka mengakhiri pelukan mereka. Leeteuk menatapku dengan kaget.
“ Jagi, kau salah paham.. In tidak seperti yang kau kira.” Ucapnya sambil berlari kecil ke arahku.
“ Mwo?” tanyaku dengan susah payah.
“ Aku dan YoonA hanya sedang latihan saja.” Ucapnya menjelaskan.
“ Ne, apa yang dikatakan Leeteuk itu benar.” Ucap yeoja itu.
“ Hah? Kau pikir kau dapat membohongiku apa?!!” ucapku dengan amarah dan sakit hati yang tertahan.
“ Taeng! Kau salah paham…” ucap Leeteuk dengan sedikit gelagapan.
“ Mwo? Aku tak menyangka kau akan mengkhiatiku seperti ini.” Ucapku dengan air mata yang mulai keluar.
“ Taeyeon-ssi! Aku sudah memiliki namjachingu yang sangat ku sukai. Jadi, aku tak mungkin memiliki hubungan khusus dengan Leeteuk. Kami hanya latihan drama untuk pelajaran Kesenian Drama saja, karena kelompok kami akan tampil pertama besok. Dan mengapa hanya kita berdua saja yang disini? Karena kamilah peran utamanya maka kami yang harus latihan lebih dari yang lainnya.” Jelas yeoja itu.
Aku diam. Bingung.
Benarkah apa yang dikatakan yeoja itu? Batinku.
Aku melihat gulungan kertas yang berada dilantai.
“ Kalau kau tak percaya kau bisa melihat ini.” Tawar Leeteuk pada gulungan kertas yang ia bawa yang isinya berupa teks dialog drama.
Aku menatap Leeteuk dengan merasa bersalah. “ Mianhae.” Ucapku dengan menyesal.
Leeteuk memelukku, mengelus rambutku, lalu mencium keningku. “ Saranghaeyo Teang.”
Aku hanya tersenyum mendengarnya.
Hari ini libur nasional. Aku telah berjanji dengan Leeteuk bahwa hari ini ia akan memperkenalkan Ommanya padaku.
Dan disinilah aku, didepan rumahnya Leeteuk yang besr dn megah melebihi rumahku.
“ Ayo masuk.” Ajaknya smbil menggandeng tanganku.
“ Omma!” panggil Leeteuk.
Omma Leeteuk rupany telah menunggu kami di ruang tamu. Ia tersenyum senang melihat Leetuk. Ia lalu melihatku dengan tatapan dingin.
Aku hanya bisa tersenyum kaku kepadanya.
“ Omma, perkenalkan ini yeojachinguku. Namanya Teayeon.” Ucap Leeteuk sambil memperkenalkanku pada Ibunya yang disambut dengan tatapan dingin Leeteuk Omma.
“ Ikutlah denganku. Ada yang ingin ku bicarakan denganmu.” Ucap Omma padaku. Aku hanya mengngguk menurut.
“ Omma mau dibawa kemana dia?” tanya Leetuk.
“ Kau tunggu sinilah.” Ucap Omma pada Leetuk dengan dingin.
“ Apa kau menyukai Leeteuk?” tanya Omma saat kami berada di ruang kerja Leeteuk Omma.
“ Ne, aku sangat menyukainya.” Ucapku ramah dan sedikit kaku.
“ Kalau begitu buanglah perasaan itu jauh-jauh. Karena Leeteuk sudah ku jodohkan dengan yeoja yang lebih terhormat darimu. Keluargamu tak ada apa-apanya disbanding dengan keluara yeoja itu.” Ucapnya dengan dingin.
“ Mianhae Omma, tapi aku terlalu mencintai Leetuk.”
“ Jika kau tak menuruti kata-kataku. Keluargamu yang akan menanggungnya. Perusahaan Ayahmu tidak ada apa-apanya untukku. Aku bisa menghancurkannya jika aku mau.” Ancamnya.
“ Omma, apa Omma kira aku akan takut dengan ancaman Omma?” tanyaku.
“ Kalau begitu lihat saja. Kau akan menyesal nantinya.” Ucap Omma sambil meminum teh.
Beberapa hari kemudian, Sekretaris Lee memberitahu padaku tentang kabar buruk. Semua saham Appa bangkrut dan tak ada yang bisa ia harapkan lagi. Para pegawainya ada beberapa yang belum digaji. Uang Appa hampir habis untuk membayar semua kerugian sahamnya.
Dan saat ini, Appa dirwat dirumah sakit. Aku menangis melihat Appa terbaring ditempat tidur. Ia terasa lelah sekali.
Bagaimana ini? Kenpa semu ini tiba-tib terjadi pada Appa? Kenapa saham Appa tiba-tiba bangkrut. Aku menangis hany bisa menangis. Aku tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
 Tiba-tiba aku teringat percakapan Omma Leeteuk beberapa hari yang lalu.
“ Jika kau tak menuruti kata-kataku. Keluargamu yang akan menanggungnya. Perusahaan Ayahmu tidak ada apa-apanya untukku. Aku bisa menghancurkannya jika aku mau.” Ancamnya.
“ Omma, apa Omma kira aku akan takut dengan ancaman Omma?” tanyaku.
“ Kalau begitu lihat saja. Kau akan menyesal nantinya.” Ucap Omma sambil meminum teh.
Tuhan, apa yang sebenarnya terjadi? Apakah benar ini perbuatan Leeteuk Omma? Kenapa ia sekejam itu?
Seminggu kemudian Appa boleh keluar dari rumah sakit. Hatiku senang meliht ke sehatan Appa yang semakin membaik. Tapi selama seminggu pul aku tak bertemu Leeteuk. Ia tak memberiku kabar. Ia juga tak pernah menelponku. Kemana dia? Entahlah, akupun tak tahu.
Kami pulang kerumah kami. Hanya ada rumah ini yang bisa kami andalkan saat ini. Saat ini, kami jatuh miskin, mungkin tidak juga karena hidupku dan Appa masih terpenuhi.
“ Taeng…” panggil Appa saat ia duduk di sofa ruang tamu.
“ Ne?”
“ Maafkan Appa karena Appa telah mengecewakanmu.” Ucapnya.
Aku menggeleng sedih. “ Aniyo Appa, aku harusnya yang berterimakasih dan meminta maaf padamu karena kau selama ini telah membuat hidupku tercukupi.”
“ Taeng! Appa benar-benar meminta maaf padamu.” Ulang Appa lagi.
“ Appa, sudahlah, gwenchanayo. Jangan menyalahkan diri Appa terus. Aku buatkan makanan untuk Appa.” Ucapku berusaha menenangkan hati Appa.
“ Gomawo Taeng.” Ucap Appa sebelum aku berdiri untuk meninggalkannya.
Aku saat ini sedang berjalan menuju rumah karena aku baru saja membeli kebutuhan pangan yang hampir habis.
“ Taeng!” ucap seseorang yang sangat familiar ditelingaku.
Aku menoleh dan mendapati Leeteuk berlari ke arahku.
“ Bogoshipeo!” ucapnya sambil mememlukku dengan erat.
Aku tersenyum mendengarnya.
“ Kenapa kau tak menghubungiku?” tanyaku padanya.
“ Ponselku rusak.” Ucapnya.
“ Wae?”
“ Terjatuh dan saat ini msih dalam masa perbaikan.”
Aku berjalan ingin pulang. Ada beberapa mobil mewah yang parkir dipinggir jalan. Pemilik mobil itu keluar dari mobilnya dan berdiri menatapku.
“ Masuklah ke dalam, ada yang ingin ku rundingkan denganmu.” Ucap Leeteuk Omma.
Aku menurut.
“ Sepertinya kau masih berhubungan dengan Leeteuk.” Ucap Omma dingin.
Aku diam.
“ Sepertinya kebangkrutan semua perusahaan Appamu masih belum bisa menyadarkanmu.” Lanjutnya.
“ Kenapa kau tega sekali melakukan itu?” tnyaku dengan amarah yang tertahan.
“ Bukankah sudah ku peringatkan padamu?! Tinggalkan Leeteuk, maka aku akan mengembalikan semua peruasahaan Appamu seperti sebelumnya. Dan ucpanku ini tak pernah main-main. Jika kau masih tk mau meninggalkan Leeteuk, maka Appamu akan mengalami gangguan mental.” Ancamnya.
“ Kenapa anda begitu kejam? Bukankah anda seorang perempuan juga sama sepertiku? Apakah anda tak pernah merasakan cinta?”
“ Untuk apa cinta? Dalam keluarga Park, kami tak butuh cinta sama sekali.” Ucapnya dingin.
“ Anda benar-benar wanita yang kejam.” Ucapku.
“ Aku tak peduli itu karena itu tak penting. Jadi apakah anda ingin meninggalkan Leeteuk atau tidak?”  tanyanya dingin.
Aku diam. Air mataku ingin keluar.
“ Pilihannya adalah Appamu atau Leeteuk?” tanyanya.
Selama ini, selama 3 tahun lebih aku menyembunyikan perasaanku pada Leeteuk. Dan saat Leeteuk menyatakan cinta, aku begitu bahagia hingga ingin mati rasanya. Tapi setelah semua kenangan yang kami leawti hampir 9 bulan, kenapa harus diakhiri? Aku ingin tersu bersama Leeteuk sampai aku mati, mencintainya dengan tulus dan memiliki anak dari Park Junsu. Tapi, kenyataannya sekarang adalah aku harus memilih Appa atau Leeteuk?
Tuhan, kenapa harus seperti ini?
“ Aku memilih…-”
Seulas senyum penuh kemenangan tersungging di wajah Leeteuk Omma.
“ Leeteuk-ssi!” panggilku.
Leeteuk tersenyum senang padaku.
“ Kenapa kau tiba-tiba ingin kencan?” tanyanya.
Aku hanya tersenyum.
Kami bermain wahana di Lotte World hingga malam tiba.
Aku merasa lelah sekali begitu juga Leeteuk. Hari ini aku merasa senang sekali.
Leeteuk tersenyum lalu memelukku. Seulas senyum tersungging diwajah kami berdua.
Semoga ini bukan pilihan yang salah, batinku.
“ Saranghaeyo Taeng!” ucapnya lembut sambil mencium keningku.
Aku hanya tersenyum getir  membalasnya. “ Aku ada sesuatu yang ingin ku bicarakan padamu Teuk.” Ucapku menahan tangis.
“ Mwoya?”
“ Aku.. aku menyukai namja lain. Dan kami telah berpacaran selama seminggu yang lalu… Aku… aku.. ingin putus denganmu.” Ucapku dengan tangis yang tertahan dan berusaha mengeluarkan suara yang tegar dan baik-baik saja.
“ Kau.. kau.. bohongkan?!” tanyanya tak percaya.
“ Ani, aku tak bohong, aku serius!”
“ Sudahlah Taeng! Jangan bercanda lagi… Aku lelah saat ini..”  ucapnya dengan menahan air mata dipelupuk matanya.
“ ANIYO! AKU SERIUS DAN TIDAK BOHONG SAAT INI!! AKU MENCINTAI PRIA LAIN! KITA PUTUS!! LUPAKAN AKU DAN CARI PENGGANTIKU YANG LEBIH BAIK!!!” ucapku emosi karena aku tak tahan lagi. Aku ingin semuanya berakhir. Aku berjalan meninggalkannya lalu perlahan-lahan aku berlari sekenacang-kencangnya.
Tuhan, mungkinkah ini jalan takdirku dan Leeteuk. Ini berbeda dari apa yang ku bayangkan selama ini. Ini.. Sungguh berbeda!  Aku berlari sambil menangis. Tuhan, semoga ia lebih bahagia dengan wanita lain.
Tuhan cinta ini sungguh menyakitkan.
Leeteuk, mianhae, aku tak bisa menepati janji kita. Mianhae.. mianhae.. jeongmal mianhae..
Leeteiuk-ssi, semoga kau bisa bahagia dengan gadis pilihanmu yang lebih baik dariku.
—————————————— THE END.——————————————–
Bagaimana menurut kalian aneh tidak? Aku harap kalian yang telah membaca ff-ku ini KOMENT YA! JANGAN SAMPAI TIDAK!!
GOMAWO 😀
 

4 respons untuk ‘THE DIFFERENT.

  1. fidhasoo berkata:

    dwwwwiiiiiiiiiiii itu editan fotonya keren, pake apaan?? FFnya belom gua baca komennya entaran ya heheh

Tinggalkan Balasan ke fidhasoo Batalkan balasan