DON’T CRY. [ Chapter 1 ]


DON’T CRY.


Author                : Kwon Yura

Main Cast                : Kwon Yuri

Cho KyuHyun

Hwang Tiffany

Jung Jessica

Choi Min Ho

Im YoonA

Choi Siwon

TOP(Choi SeungHyung)

GD (Kwon JiYoung)

Key (Kim Kibum)

Park Bom

Seo Joo Hyun (SeoHyun)

Victoria

Lee DongHae

Backsound : – Park Bom – Don’t Cry

–         SNSD Tiffany Yuri – Baby Baby

–         As One – Miahn Gu Nih

–         Jung YongHwa –  Banmal Song

–         Cn Blue – Love Light

–         SNSD Yuri SooYoung – For Sure

–         SNSD Teyeon – I Love You (Ost Anthena)

–         Park Bom – You and I

–         Ost It Started With Kiss – Track 5 (drama Taiwan)

Gendre                       : Series

Rated                           : +15

Descleimer             :This fanfic is my imagination and my feeling. Don’t COPY AND PLAGIAT PLEASE!!!

 

 

~ Yuri Pov~

            “ Yul!” panggil seseorang. Aku menoleh dan mendapati Sica sedang melambaikan tangannya padaku. Aku tersenyum padanya sambil melambaikan tangan.

            “ Annyeong!” sapanya saat tepat disampingku.

            “ Annyeong Sic.” Sapaku balik.

            “ Yul, I want to tell you something!” ucapnya sambil menggenggam lenganku dan menatapku dengan senyumnya.

            “ About what?” tanyaku.

            “ Min Ho!” ucapnya semangat.

            “ Wae?”

“ I like him!” ucapnya semangat lagi.

“ I know Sic, you was tell me about that.” Ucapku sembari senyum.

“ Oh Yul, I’m really like him.” Ucapnya sambil menyentuh lengan ku.

Aku hanya tersenyum melihatnya.

“ Yul, come on! Let’s go on to canteen.” Ajak Tiffany padaku saat istirahat pertama datang.

“ Aniyo, aku disini saja mengerjakan tugas.” Ucapku sembari mengeluarkan buku matematika.

“ Oh, arra, kalau begitu kita bertiga ke kantin dulu yaa.” Ucap Tiffany sambil melambaikan tangan.

Aku hanya mengangguk dan tersenyum pada mereka bertiga – Tiffany, Jessica, YoonA–.

Aku melanjutkan niatku untuk mengerjakan tugas matematika yang menumpuk.

“ Yul, temani aku ke toilet yuk!” pinta SeoHyun beberapa menit kemudian.

Aku menoleh. “ Hm?”

“ Temani aku ke toilet Yul!” ulangnya.

“ Oh, changkaman ok, Seo?” ucapku sambil melanjutkan menyelesaikan tugas matematika yang sebentar lagi selesai.

“ Ok Yul.” Ucapnya sambil mengangguk.

“ Ok Seo, come on! Let’s go!” ucapku sambil berdiri dan merapikan buku matematikaku dengan rapi, dan mengajak SeoHyun.

Saat dipintu kelas, aku berhenti berjalan. Mataku mematung dan jantung berdetak sangat cepat. SeoHyun ikut berhenti melihatku bengong secara tiba-tiba. SeoHyun mengikuti arah pandangan mataku. Ada beberapa namja yang masuk ke kelasku dan salah satu diantara mereka ada satu orang yang sangat ku sukai, KyuHyun. Nama namja itu.

Ia melihatku sekilas dengan tatapan malas. DEG! Jantungku berdetak kencang lagi. Aku tahu, ia tak mungkin suka padaku. Aku tahu, ia tak mengenaliku sama sekali. Dan, aku pun juga tahu, dihatinya telah ada wanita lain yang jauh lebih kau sukai.

“ Seo come on!” ucapku sambil menarik tangan Seo.

Oh Tuhan, kenapa hatiku tiba-tiba merasa sesak sekali? Kenapa hatiku tiba-tiba gundah? Jangan bilang kalau aku seperti ini karena dia. Oh Yul, kenapa kau pabo sekali sih? Lupakan namja itu dan cari namja yang lain!! Come on Yul! You can do it!! Batinku.

“ Gwenchana Yul?” ucap Seo saat kami  telah keluar dari kelas.

Aku menatapnya lalu tersenyum padanya. “ Ne, gwenchanayo Seo.”

“ Ya! Leeteuk! Hurry up! We need sometimes to do it homework in the library!” ucap seseorang saat kami ingin menuruni ditangga. Aku melihat dua orang laki-laki yang sepertinya terburu-buru. Aku menatap orang yang dibelakang orang yang bernama mungkin Leeteuk dibelakangnya.

Sesaat aku terpesona dengan ketampanan wajahnya ditambah lagi ia memiliki senyum yang menawan.

“ Arra Hyuk.” Kata lelaki yang bernama Leeteuk itu sambil berjalan cepat.

Aku mengalihkan pandanganku kembali ke depan menatap jalan. Pikiranku melayang jauh.

“ Ya, KyuHyun, bagaimana kalau kita ke kantin sekarang, aku merasa lapar.” Ucap seseorang yang berada dibelakangku dan membuatku mematung sedetik.

KyuHyun? Mungkin kah dia ada dibelakangku sekarang? Aku ingin menengok ke belakang tapi, ku tahan.

“ Ne.” ucap KyuHyun, suara yang sangat familiar ditelingaku.

DEG! Right, huft. Aku mengambil napas dalam-dalam. I know this is just dream about him. Yul, please, don’t dreaming again about him. You know, it will make you hurt.

“ Yul, gwenchana?” Tanya Seo sambil menatapku khawatir.

“ Ne Seo, why you always ask me that?” senyumku padanya.

“ Yul, it’s gonna be alright okay? I wish you still stronger!” ucapnya sambil merasa kasihan padaku.

“ What do you mean? I’m fine.” Tanyaku polos.

“ I know your feeling Yul, I know that.” Ucapnya dengan tatapan yang sama padaku, merasa kasihan.

“ Do you know about my feeling? What?!! No!! You don’t know!” ucapku tegas. Aku benar-benar tak ingin siapapun yang tau mengenai perasaanku saat ini.

“ Yul… Ok, whatever. But, I’m not lie for you.” Ucap Seo tegas.

Aku hanya diam tak membalas ucapannya.

SeoHyun juga lebih memilih diam dan tak melanjutkan kembali ucapannya.

“ Ya! Diamlah Hyuk!” ucap seseorang dibelakangku.

Wow, sepertinya KyuHyun sudah tak dibelakangku lagi. Dan, sepertinya aku tahu siapa orang yang saat ini dibelakangku.

“ Arra arra, sudahlah jangan marah-marah seperti itu Teuk.” Ucap seseorang dibelakangku juga. Mungkin teman yang bernama Leeteuk tadi.

DAUGHH!!! Tiba-tiba kepalaku terbentur sesuatu dari belakang dan aku terdorong ke depan, sambil menjerit kesakitan. Aku mengelus kepalaku lalu membalikkan badan dan menatap ke dua orang laki-laki dihadapanku sekarang yang tengah menatapku dengan cemas.

“ Ya! Apa kau tidak punya mata? Huh?!! Siapa yang membenturkan kepalaku? Huh!!!” kataku kesal dan emosi.

“ Miaanhae..” ucap laki-laki berambut pirang dengan cemas.

“ Apa menurutmu semua masalah dengan mengatakan kata maaf selesai begitu saja?!! Huh?!! Kalau iya, Negara ini tidak butuh penjara!!” ucapku dengan nada lebih tinggi dan marah.

“ Aku tak sengaja mendorongnya, lalu ia terdorong ke depan dan membentur kepalamu. Mianhae, jeongmal mianhae, aku tidak tahu akan mengenaimu.” Ucap laki-laki berambut hitam disamping laki-laki berambut pirang.

“ Apa kau tidak berpikir terlebih dahulu sebelum kau melakukan itu? Huh?!!” masih kesal.

“ Mianhae, aku tidak berpikir seperti itu, lagipula…” ucapan laki-laki berambut hitam berhenti karena ada seseorang yang memanggil namaku dibelakangku.

“ Yul?” ucap seorang yeoja dibelakangku yang suaranya sangat familiar. Tiffany.

Aku membalikkan badan dan mendapati ketiga temanku sedang menatapku. Aku tersenyum pada mereka semua.

“ Ada apa? Kenapa kau marah-marah pada mereka?” Tanya Tiff.

“ Mereka membuat kepalaku sakit.” Ucapku polos.

“ Aku tidak sengaja melakukan itu.” Ucap laki-laki berambut hitam lagi.

“ Makanya lain kali kalau punya mata dipake dong! Jangan celakain orang!” omel Sica dengan dingin.

“ Ya! Sudahlah, kami berdua sudah meminta maaf, tidak usah diperpanjang lagi. Masalah ini selesai. Kalau kau merasa masih sakit, atau butuh biaya untuk berobat bilang padaku untuk biaya pengobatanmu.” Ucap laki-laki yang berambut pirang.

Aku menghela napas dalam. “ Kali ini ku maafkan, kalian pergilah.” Ucapku dengan tenang.

Ke dua namja itu pergi melewati kami.

“ Gwenchana Yul?” Tanya laki-laki yang suaranya sangat familiar ditelingaku sambil mengelus-elus kepalaku. Min Ho.

Aku tersenyum padanya. “ Ne, gwenchana.” Ucapku.

Min Ho membalas senyumanku.

Jessica menatap kami berdua, dengan tatapan aneh.

“ Seo ayo kita pergi.” Ajakku pada SeoHyun untuk menemaninya ke toilet dan menghindari Sica dan Min Ho serta ke dua temanku.

Min Ho dan Sica telah pacaran selama 2 bulan lebih. Aku tahu, pasti Sica merasa jeolus padaku karena Min Ho mengelus kepalaku tadi.

“ Namja yang berambut hitam tadi tampan ya?” ucap Seo tiba-tiba. Mengalihkan perhatianku.

“ Hah?” shockku.

“ Menurutku ia tampan.” Tambahnya.

“ Mwo? Namja itu?”

“ Ne.” ucapnya senang.

“ Aisshh kau ini Seo, aku tak mengerti jalan pikiranmu.” Pasrahku.

—-

“ Yul, Yul, Kyu!” teriak Sica saat pelajaran telah usai dan waktunya untuk pulang. Aku berlari mendekatinya yang berada di depan kelas.

“ Odie?!” tanyaku semangat.

“ Disana, disana.” Tunjuknya pada ruang kelas sepuluh lima yang saat ini murid-muridnya telah keluar dari ruang kelas tersebut dan ditengah kerumunan murid-murid aku dapat melihat KyuHyun.

Aku tersenyum senang. Omo! He is so very handsome! Batinku.

Tapi dibelakangnya ada seorang gadis yang berlari ke arahnya dan menyebut namanya. KyuHyun menoleh. Gadis itu merangkul lengan KyuHyun. KyuHyun hanya tersenyum pada gadis itu.

DEG! Hatiku merasa sesak tiba-tiba entah kenapa. Rasanya aku ingin menangis saat ini juga. Apakah KyuHyun sudah memiliki pacar? Jeongmalkah? Wae? Wae? Mataku berkaca-kaca.

“ Yul, don’t cry.” Ucap Sica menenangkanku.

“ Ani Sica.” Senyumku padanya.

“ Min Ho! Come here!” ucap Sica pada Min Ho yang berjalan ke arah kami berdua.

Ia tersenyum pada kami berdua.

“ Hai Yul.” Sapanya padaku sambil memeluk Sica. “ Gwenchana?” tambahnya.

Aku hanya membalasnya dengan senyuman lalu meninggalkan mereka berdua.

Aku berjalan ke ruang kelasku. Aku mengambil tas yang ku biarkan begitu saja diatas meja. Aku mengenakan tasku sambil menatap lantai. Aku harus bagaimana? Jika, ia benar-benar memiliki pacar maka aku…

Air mataku jatuh ke pipiku. Aku menangis, saat ini. Aku mengusapnya dengan kasar. Dan berusaha tegar. Aku keluar kelas dengan malas dan tiba-tiba merasa lelah sekali. Aku melihat Sica dan Min Ho yang sedang memandang pemandangan langit sore yang cantik sambil berpelukan. Mereka sama-sama merasa bahagia.

“ Sica Min Ho, aku pulang dulu yaa bye!” ucapku pada mereka. Mereka menoleh dan melihatku lalu melambaikan tangan padaku.

Aku berjalan menuruni tangga dan berhenti pada anak tangga ke dua. Di lantai ke dua aku melihat namja yang menabrakku tadi bermbut berwarna pirang. Aku terdiam sejenak dan menatapnya yang sedang berdiri membelakangiku sambil menatap langit sore.

Namja itu membalikkan badannya lalu menatapku dan tersenyum padaku. Senyum yang manis, batinku. DEG! DEG! DEG! Hatiku berdebar-debar.

Ia berjalan mendekatiku lalu berhenti di depanku. Hatiku berdebar-debar.

“ Gwenchana?” tanyanya.

Aku menatapnya tak percaya.

“ Gwenchana?” ulangnya.

Aku tersadar dan menjawabnya. “ Ne.”

“ Apa perlu kita ke dokter untuk memeriksa keadaanmu?”

“ Mwo?!”

“ Aku akan mengantarkanmu.”

“ Tidak usah, tidak perlu, lagipula tadi hanya benturan kecil saja kok, tidak parah.”

“ Jeongmal?”

“ Ne. O ya, mianhae ya, karena tadi memarihimu seperti itu. Saat itu aku sedang emosi, jadi maafkan aku. Maukah kau memaafkan aku?” tanyaku polos.

Ia tertawa. “ Ne, aku memaafkanmu.” Ucapnya.

“ Eh, kalau begitu, sampai jumpa.” Ucapku.

“ Kau pulang sendirian?” tanyanya.

“ Eh? Ne.”

“ Ingin ku antar pulang?” tawarnya.

“ Ani, tidak usah, merepotkanmu saja.” Tolakku halus.

“ Tidak apa-apa. Anggap saja, sebagai permintaan maafku padamu.”

“ Hm? Tidak usah, tidak perlu. Bye.” Kataku sambil meninggalkannya dan menatap kepergianku.

“ Kita bareng sampai lantai dasar ya?” susulnya.

“ Eh? Ne.”

Selama langkah demi langkah, ia banyak berbicara padaku.

—-

(*backsound: Ost. It Started With Kiss)

KyuHyun a~ na jeongmal bogoshipeo~

KyuHyun a~ na jeongmal saranghaeyo~

Aku terus mengucapkan kata-kata itu secara berulang-ulang. Aku menatap kosong ke buku cetak matematika yang penuh dengan rumus. Pikiranku dipenuhi bayang-bayang KyuHyun. Tanpa sadar aku meneteskan air mataku lalu tersadar dan menghapus air mataku dengan pelan.

Ponselku melantunkan lagu Park Bom – Don’t Cry. Aku mengambil ponselku yang ku taruh di atas buku Bahasa Inggris. Ku lihat layar diponselku untuk mengetahui siapa yang menghubungiku. Min Ho? Aku mengangkat telpon darinya dengan ragu.

“ Yo..boseyo?” ucapku.

“ Yoboseyo Yuri ya, annyeong! Kau sedang apa?” tanyanya dengan suara riang.

“ Mwo? Kenapa kau menelponku malam-malam begini?” tanyaku sambil mengerutkan dahiku.

“ Ya, ini kan masih jam 7 malam Yul, apakah aku terlalu malam menelponmu?” tanyanya dengan nada mengejek.

“ Aniyo, ku kira sudah jam 10 malam, mianhae.” Ucapku sambil bengong.

“ Wae? Apa kau ada masalahkah?” tanyanya.

“ Aniyo Min Ho.”

“ Apakah kau memikirkan tentang KyuHyun?” tanyanya yang membuatku tersentak kaget namun ku sembunyikan kekagetanku.

“ Apa aku benar?” tanyanya lagi.

“ Min Ho ya, jangan tanya tentang KyuHyun.” Pintaku

“ Wae? Dia temanku. Apa kau benar-benar mencintai KyuHyun?” tanyanya serius.

Aku tak langsung menjawab pertanyaannya.

Aku mendengar Min Ho mendengus kesal. “ Huh! Rupanya aku benar toh.” Ucapnya dengan nada kesal.

“ Min Ho-ssi, kenapa kau seperti orang marah? Apa kau marah padaku? Kenapa? Kitakan tak ada hubungan apa-apa, kau hanya menganggapku sebagai Noona-mu saja kan?” tanyaku tanpa pikir panjang dan baru sadar saat menyelesaikan kalimatku.

Min Ho diam. Entah mengapa?

“ Min Ho?” panggilku.

Min Ho tak menjawab.

“ Ya! Choi Min Ho!!” ulangku.

“ Mwo?” tanyanya lemas.

“ Kau kenapa?” tanyaku, merasa aneh padanya.

“ Ani, aku lelah Yul, ku tutup ya telponnya.” Ucapnya dengan suara lemah.

“ Apa kau sakit?” khawatir.

“ Ani, bye Yul.” Sambungan terputus saat itu juga.

Aku menatap ponselku sambil mengerutkan kening. Kenapa dia? Tanyaku bingung.

“ Yul!” panggil Sica saat aku tiba dikelas.

Aku tersenyum padanya.

“ Yul temani aku temui Min Ho yuk!” ajaknya.

“ Ok.”

“ Yul, aku tak mengerti kenapa Min Ho mematikan ponselnya semalam?” ucap Sica saat kami sedang berjalan menuju kelas Min Ho.

Aku menoleh menatapnya. “ Wae?” tanyaku bingung.

“ Molla~ Tapi semalam aku mencoba menghubungi Min Ho jam 6 sore masih bisa dan aku mengobrol sebentar dengannya karena ia bilang Omma memanggilnya.” Ucap Sica bingung.

“ Mungkin saja ponselnya lowbat dan ia lupa untuk men-charge-nya?” ucapku sambil menenangkan hatinya.

“ Mungkinkah seperti itu?”

“ Maybe Sic.”

“ Jagi!” panggil Sica pada Min Ho saat Min Ho baru tiba dan ingin masuk ke kelasnya. Min Ho menoleh lalu menatap aku kemudian Sica dengan wajah malas.

“ Mwo?” tanyanya saat sudah tiba didepan kami.

“ Jagi kau kenapa?” tanya Sica khawatir.

“ Gwenchana, ada apa memanggilku?”

“ Jagi I miss you.” Ucap Sica sambil memeluk Min Ho. Min Ho membalas pelukannya.

Aku menatap mereka berdua dengan hati senang. Aku mengalihkan pandanganku dan mendapati seorang namja yang sedang berjalan dengan seorang gadis. Aku hanya terpaku menatap mereka berdua. Aku mengalihakan pandanganku pada lapangan basket sekolahku. Air mataku ingin turun rasanya. Aku ingin menangis. (* backsound: As One Miahn Gu nih)

~ Min Ho Pov.~

Ponselku berdering tanda ada panggilan masuk. Jessica. Nama itu tertulis di display ponselku. Aku mengangkatnya.

“ Yeoboseyo?”

“ Yoboseyo jagi.” Ucap Sica dengan nada senang.

“ Wae Jagi?”

“ Ani, aku hanya merindukanmu saja jagi. Kau sedang apa?” tanyanya.

“ Baru selesai mandi.”

“ Oh. Jagi sebentar lagi hari anniv kita apa kau mengingkan sesuatu?”

“ Hm? Tidak usah, tidak perlu.”

“ Wae?!” tanyanya marah.

“ Aku tidak ingin merepotkanmu.”

“ Whatever.”

“ Apa kau mengingkan sesuatu?” tanyaku balik.

“ Hm? Ada, gift me ring!” ucapnya senang.

“ Mwo?”

“ Gift me ring!”

“ Andwae.”

“ Wae?” memelas.

“ Lain dari itu.”

“ Kalung.”

Aku membuka laptopku. Dan layar laptop menampilkan foto Yuri, Sica, YoonA, Tiffany, dan aku.

Aku terpatung menatap foto Yuri. Tiba-tiba saja merasa rindu padanya.

“ Hm? Oh, jagi sampai nanti lagi ya? Omma memanggilku untuk makan malam.” Ucapku berbohong.

“ Mwo? Oh, arraseo.” Sambungan ku putus saat itu juga.

Aku menekan angka 7 diponselku dan langsung terhubung dengan nomor ponsel Yuri. Entah mengapa hatiku terasa berdebar-debar.

“ Yo..boseyo?” ucapnya.

Aku merasa senang sekali mendengar suaranya. “ Yeoboseyo Yuri ya, annyeong! Kau sedang apa?” tanyaku senang.

“ Mwo? Kenapa kau menelponku malam-malam begini?” tanyanya.

Aku menatap jam beker kamarku yang terletak dimeja samping tempat tidurku.

“ Ya, ini kan masih jam 7 malam Yul, apakah aku terlalu malam menelponmu?” tanyaku dengan nada mengejek.

“ Aniyo, ku kira sudah jam 10 malam, mianhae.”

Aku merasa bingung padanya.

“ Wae? Apa kau ada masalahkah?”

“ Aniyo Min Ho.”

“ Apakah kau memikirkan tentang KyuHyun?” tanyaku, yang membuatnya diam. Rasanya hatiku terasa sesak.

“ Apa aku benar?” tanyaku lagi untuk mengetahui kebenarannya.

“ Min Ho ya, jangan tanya tentang KyuHyun.” Pintanya

“ Wae? Dia temanku. Apa kau benar-benar mencintai KyuHyun?” tanyaku serius dan menahan napas.

Ia terdiam.

Aku mendengus kesal. “ Huh! Rupanya aku benar toh.” dengan nada kesal.

“ Min Ho-ssi, kenapa kau seperti orang marah? Apa kau marah padaku? Kenapa? Kitakan tak ada hubungan apa-apa, kau hanya menganggapku sebagai Noona-mu saja kan?”

Aku terdiam dan mematung mendengar semua ucapannya. Dia benar, kami tak memiliki hubungan sepesial apapun, menurutnya aku hanya menganggapnya sebagai Noona ku saja. (* Ost It Started with Kiss)

“ Min Ho?” panggilnya.

Aku tak menjawab. Rasanya masih shock.

“ Ya! Choi Min Ho!!” ulangnya.

“ Mwo?” tanyaku lemas.

“ Kau kenapa?” tanyanya.

“ Ani, aku lelah Yul, ku tutup ya telponnya.” dengan suara lemah.

“ Apa kau sakit?” ucapnya khawatir.

“ Ani, bye Yul.” Sambungan terputus saat itu juga. Aku menatap foto Yuri disampingku. Tanpa sadar aku merintikan air mata.

Yul, salahkah aku bila aku menyukaimu? Batinku lalu menangis.

Hari ini entah mengapa aku merasa malas ke sekolah. Percuma datang ke sekolah kalau melihat Yuri menatap KyuHyun, temanku. Aku tahu ia sangat menyukai KyuHyun. Tapi, apakah KyuHyun menyukai Yuri? Sepertinya tidak.

Akhir-akhir ini KyuHyun selalu dekat dengan Victoria. Mungkinkah mereka sedang masa pendekatan? Atau mungkin sudah pacaran? Kalau seperti itu baguslah.

Aku baru saja ingin masuk kelas tapi Sica memanggilku. Aku menoleh dan menatap Yuri lalu kemudian Sica.

“ Jagi!” panggil Sica.

Aku berjalan dengan malas.

“ Mwo?” tanyaku saat sudah tiba didepan mereka berdua.

“ Jagi kau kenapa?” tanya Sica khawatir.

“ Gwenchana, ada apa memanggilku?” malas membahas hal tak penting.

“ Jagi I miss you.” Ucap Sica sambil memelukku. Aku membalas pelukannya.

Aku menatap Yuri yang sedang menatap kami berdua. Ia mengalihkan pandangannya, aku tetap menatapnya. Ia bengong dan  terpaku menatap sesuatu. Mungkinkah menatap KyuHyun dan Victoria? Sepertinya aku benar, karena yang mampu membuatnya seperti ini hanya KyuHyun seorang. Ia mengalihakan pandangannya menuju lapangan basket sekolah. Ia bengong sambil menatap kosong ke lapangan basket.

Yul, aku tahu kau pasti sedih tapi, dengan begitu aku semakin yakin untuk mendapatkanmu. Batinku.

~ KyuHyun Pov~

“ KyuHyun a~ nanti kita jalan-jalan ok?” tanya Victoria sambil merangkul lenganku. Aku tersenyum padanya.

“ Ne.”

“ Hm… Enaknya nanti jalan kemana ya?” tanya sambil berpikir.

“ Seterah kau saja Vic.”

“ Ya, KyuHyun, bagaimana kalau nanti kita menonton film dan makan es krim? Pasti menyenangkan.”

“ Baiklah.”

Ia tertawa padaku.

Aku menatap Min Ho sedang berpelukan dengan Jessica. Ada seorang gadis menatapku sesaat lalu mengalihkan pandangannya dariku. Mungkin gadis itu temannya Sica.

“ Ya, nanti kau duduk dengan siapa? Denganku saja ya?” ucap Victoria mengalihkan perhatianku.

“ Ok, seterah kau saja.”

~ Yuri Pov~

Aku menarik napas dan mencoba menghembuskannya secara perlahan, Hal itu ku lakukan secara berulang-ulang. Aku mencoba menahan rasa sakit hatiku padanya. Aku duduk dikelas menyendiri sambil mendengarkan lagu Park Bom – Don’t Cry diponselku.

sarangeun neomu swipge byeonhaeman gatjyo
seoro yoksim soge apeun sangcheoman nama
Gotta let you go
(And please dont cry)
naraneun saram cham geudaeegen motdwaetjyo
babo gateun nae mameul mot japgo neol apeuge haetjyo

Yeah, maybe I’m yeoja pabo! Kyu, why can I’m falling in love with you? You not, special, you really usual. Nothing special to me. But, why I can falling with you? I want to angry but I can’t. I want to cry, but why I must cry? Oh, Kyu I’m really confused.

“ Ya! Gwenchana?” tanya TOP teman sekelasku sambil menepuk bahuku dari belakang.

“ Hah? Oh, gwenchanayo.” Senyumku padanya.

“ Wae? Do you want to tell me something? Maybe, I can help you, Yul!” tawarnya.

“ No, nothing. Thanks.” Tolakku halus.

“ Chonmaneyo Yul.” Ia pergi ke kursi sampingku dan memperhatikan setiap gerak-gerikku. Aku mengetahuinya, tapi apa peduliku?

“ Yul! Annyeong!!” teriak Fany didepan pintu kelas sambil melambai padaku.

Aku tersenyum padanya. Fany menghampiriku.

“ Wae? Apa kau sakit?” tanyanya khawatir.

“ Ani, gwenchanayo Tiff.” Senyumku.

“ Keotjimal!” seru TOP yang entah bagaimana dia bisa berada disampingku.

Kami menatap bingung. “ Mwo?” tanyaku pada TOP.

“ Don’t lies Yuri! I know you lies.” Ucapnya sok tahu. Walau kenyataannya memang benar sih.

“ Ya! Dasar alien!!” ledekku.

“ Mwo? Alien? Ya! Siapa bilang aku alien? Aku ini adalah namja yang tampan.” Ucapnya narsis.

Aku dan Tiffany tertawa mendengar ucapannya.

Saat ini sepertinya aku melupakan perasaan ku pada KyuHyun. Aissh, gomawo chingu, kalian membuatku melupakan perasaanku yang menyebalkan ini.

~ Tiffany Pov~

Yuri akhir-akhir ini terlihat aneh. Ia jauh lebih pendiam daripada biasanya. Apakah ia ada masalah? Kenapa ia tak pernah cerita padaku seperti biasanya?

Saat istirahat lagi-lagi Yuri menolak untuk ke kantin bersama, padahal biasanya ia selalu ikut. Aku menatap Min Ho yang daritadi muram dan kelihatan malas sekali. Sepertinya ia selalu happy.

“ Jagi, dimana Yuri? Apa ia tak ikut lagi ke kantin bersama kalian?” tanya Min Ho yang membuatku mengalihkan perhatian dari ponselku. Aku menatapnya dengan tatapan penuh selidikan. Kenapa Min Ho selalu menanyai keberadaan Yuri? Kenapa ia bisa begitu care sekali pada Yuri? Apakah ada something special diantara mereka? Apakah Min Ho menyu-… aku langsung menggelengkan kepalaku untuk menepis pikiran yang tidak-tidak. Jangan Fany, jangan, jangan berpikiran negative dulu tanpa ada bukti.

Aku kembali ke kelas saat kami telah selesai makan. Aku mendapati Yuri sedang duduk menyendiri di kursinya. Aku menatap meja samping Yuri. TOP, sedang menatap Yuri dengan muka tersenyum? Entahlah aku tak mengerti maksud dari tatapan itu.

“ Yul! Annyeong!!” teriakku didepan pintu kelas sambil melambaikan tanganku padanya.

Aku menghampirinya sambil membalas senyuman Yuri yang sedang tersenyum padaku.

“ Wae? Apa kau sakit?” tanyaku khawatir.

“ Ani, gwenchanayo Tiff.” Senyumnya.

“ Keotjimal!” seru TOP yang entah bagaimana dia bisa berada disamping Yuri.

Aku dan Yuri menatap bingung ke arah TOP. Kenapa namja ini? Batinku. “ Mwo?” tanya Yuri pada TOP.

“ Don’t lies Yuri! I know you lies.” Ucap TOP dengan ekspresi meyakinkan kalau Yuri sedang berbohong dan menatap Yuri dengan yakin.

“ Ya! Dasar alien!!” ledeknya.

Aku menatap Yuri kemudian menatap TOP. Aku mengerutkan keningku. Aishh, sepertinya mereka akan bertengkar lagi.

“ Mwo? Alien? Ya! Siapa bilang aku alien? Aku ini adalah namja yang tampan.” Ucapnya yakin yang membuatku shock sedetik. Tampan? Apa? TOP tampan? Wahh, sepertinya aku salah dengar.

Aku dan Yuri tertawa mendengar ucapannya.

Dasar! Namja ini memang sungguh aneh! Batinku.

——————————- TBC —————————————————–

Bagaimana menurut kalian? Aneh atau tidak? Kuharap kalian suka dengan ff ku yang satu ini. Karena disini mungkin nntinya akan tragis dalam akhir ff-ku ini. Hehehe…. 😀 Kalau kalian mu aku lanjutkan jangan LUPA KOMENT YA! Hehehe… 😀 karena banyak sekali silent readers-nya! I HATE YOU SEILENT READERS!! RUN DEVIL RUN RUN!!!

18 respons untuk ‘DON’T CRY. [ Chapter 1 ]

  1. fidhasoo berkata:

    I want more!!! This is to short yul 😦 hehehe
    Finally , ini FF nongol juga setelah di omongin , pasti baru sempet ngetik dah.
    Rabu latihan kan yul??
    Oh ya , One question from me. With who Tiffany will end up?? Jangan sama TOP ya ntar lu nangis darah yul TOP gua mabil wakakka . Give me GD or Donghae 😀 or both of them Is VERY great 😀
    Jangan buat Kyuri sedih sedih ah . jangan tragis – tragis.
    Yul baru nyadar Key juga main, mampus puyeng gua milih GD- HAE – KEY (serasa boleh milih aja) . But I will wait the next chapter.

  2. kwonyura berkata:

    huaa tapi seperti itu end nya ngga TOP bukan ama Tiff sebenernya udah 80 hal lebih tapi baru gue post sekarang ahhahahaha… hayo tapi di next chapter nanti fany suka key, key nggak suka fany. heheh.. key cum anggep fany temen doang.. bikin key terinspirasi dari LP hehehe maaf fidh hehehe… 😀

  3. Itazhou berkata:

    Bagus, tp kekny ff nya gak ad akir gt yaa??
    Ehmm gmn kalo gak usah pake bhs ingg?? Soalny kl salah tenses suka jd aneh buat d baca hehe..

  4. Itazhou berkata:

    Woww bhs inggny perlu banyak diperbaiki kl mw ttp dipake. Biar lbh enak aja bacanya.
    Tp kalo gak ttp pk indo aja, jd bhsny gak aneh kan.
    Mian..

Leave Your Comment