I Wanna Say ” I Love You ” [ Part 4 ] – I’ll Gone …

I Wanna Say “ I Love You ”

[ I’ll Gone … ]

Author : Kwon Yura

Main Cast : Kwon Yuri

Seo Jo Hyun

Lee EunHyuk

Cho KyuHyun

Support : SNSD and Super Junior

PG : 17+ amd BO (?)

Length : One Shoot

Art Poster :

Disclaimer : I don’t own them, they belong to God. My plot is really my OWN, PURE, and MINE.

Don’t try to copy or plagiat, please!!! Because I don’t permit it!!

And Happy Reading too!

 

“ Jika kau ada, kenapa harus orang lain yang akan selalu ada untukku?”

 

“ Aku…”

***

“ Ya! Kau ini kenapa?” tanyaku kesal.

“ Eh? Aku berada di depan rumahmu saat ini!” ucapnya senang. Lalu tak berapa lama kemudian ia menampakkan dirinya di jalanan depan rumahku.

Tsk! Apa sebenarnya yang sedang ia lakukan?

“ Turunlah! Aku membawakanmu makanan.” Ucapnya ditelepon sambil mengangkat tinggi sekantong plastik putih yang berisikan makanan hangat karena mengeluarkan asap yang mengepul di udara.

Aku mendelikkan mataku padanya dengan kesal. “ Apa yang sedang kau lakukan?”

“ Mengantarkan makanan ini padamu.” Jawabnya polos.

Aku menghela napas. “ Sebenarnya apa maumu?” tanyaku.

“ Tidak ada, hanya ingin lebih dekat denganmu, itu saja. Cepatlah turun! Temui aku! Diluar sini dingin sekali!”

Aku menghela napas. “ Baiklah, aku mengerti.” Ucapku pada akhirnya.

***

“ Bodoh!” makiku padanya yang saat ini tengah tersenyum menyambut ke datanganku.

“ Ya! Kenapa kau mengataiku bodoh? Bukankah aku baik padamu?” protesnya.

Aku menghela napas. “ Baiklah, terima kasih, Hyuk-ah.” ucapku lembut sambil menundukkan kepalaku 30 derajat.

“ Tidak usah se-formal itu padaku. Aku inikan temanmu.” Pintanya. “ Ini makananmu.” Ucapnya sembari memberiku sekantong plastik besar berisikan makan-makanan yang panas, sepertinya ia baru saja membeli ini.

“ Makanlah yang banyak. Aku tidak ingin kau jatuh sakit.” Ucapnya lembut.

Aku menatapnya dengan bingung.

“ Kenapa kau menatapku seperti itu?” tanyanya.

Aku menggeleng pelan. “ Tidak, terima kasih banyak, Hyuk-ah!”

“ Tidak masalah. Baiklah, aku pulang dulu, disini dingin sekali.” Pamitnya sebelum pergi.

“ Tunggu!” ucapku sambil menarik bleezer coklat miliknya. Ia membalikkan tubuhnya dan menatapku dengan kening yang berkerut.

Aku menggigit bibir bawahku. “ Ini, untukmu. Walau ini tak sebanding dengan apa yang kau lakukan untukku hari ini. Tapi, terimalah.” Ucapku tulus sembari memakaikan syal berwarna 3 warna, biru muda, biru laut, dan biru tua.

“ Apa kau suka?” tanyaku padanya saat telah selesai mengenakannya syal.

Ia menatap syal itu. Setengah wajahnya hampir tertutup oleh syal yang ku berikan. “ Tidak…” jawabnya yang membuatku mencibir kesal padanya. “ … tapi terima kasih, berkat syal-mu ini, aku jadi lebih merasa hangat.” Tambahnya dengan lembut. Ia mengelus puncak kepalaku dengan lembut dan penuh kasih. Entahlah, mungkin hanya perasaanku saja.

“ Aku pergi dulu, bye.” Pamitnya lalu berjalan pergi menjauh dariku. Aku menatap punggunya yang semakin lama semakin menghilang dalam gelapnya malam.

***

“ Yuri-ya!” panggil seseorang yang sangat familiar ditelingaku. Aku menoleh dan mendapati KyuHyun tengah berlari ke arahku yang saat ini tengah duduk dikursi panjang berwarna hijau lumut yang berada dipojok sudut sekolah yang tak pernah dikunjungi murid-murid.

“ Hai!” sapaku padanya yang dibalas dengan sebuah senyuman yang sangat ku rindukan.

“ Coba dengarkan lagu ini.” Pintanya sambil memberiku Ipod miliknya.

“ Kenapa? Apa kau membuat lagu lagi?” tanyaku padanya.

“ Tentu saja, lagu ini ku persembahkan pada seseorang yang istimewa.” Jelasnya.

“ Siapa?” tanyaku dengan susah payah. Sekumpulan perasaan tak menyenangkan menyelimutiku.

“ Rahasia.” Ucapnya dengan senyumnya yang penuh misteri. “ Dengarkanlah.”

Aku menghela napas berat dan menuruti ucapannya. Lantunan irama pertama terdengar indah ditelingaku, kemudian suara yang amat sangat ku kenali terdengar begitu lembut ditelingaku.

I wanna love you
I wanna have you, yeah listen!
baby, to me, baby, in my eyes
There’s only you living, breathing
But why have you left me alone so far away (where are you now)

You’re mine (No matter what they say)
You’re my girl (No matter how many times I say it out loud)
As long as I have you, I’ll be ok
Now I will protect you
baby you know because

I wanna love you
I can’t live without you

…

DongHae ft EunHyuk – I Wanna  Love You

Aku menahan napasku dan menutup ke dua mataku. Lagu ini, terasa begitu menyesakkan dan menyakitkan hatiku. Seandainya saja, lagu ini untukku. Seandainya saja lagu ini perwakilan  perasaannya terhadapku. Akan betapa bahagianya diriku. Tapi, sayangnya, tidak. Lagu ini pasti bukan untukku. Melainkan wanita lain, yang tak lain adalah kekasihnya kini, SeoHyun.

Tanpa sadar, air mataku keluar begitu saja disudut mataku tanpa ku inginkan dan ku minta.

“ KyuHyun oppa!” panggil seorang gadis yang ku yakini, pasti gadis itu adalah SeoHyun.

Aku segera membalikkan tubuhku membelakanginya.

“ Tunggu sebentar!” pinta KyuHyun.

“ Pergilah, SeoHyun sedang menunggumu.” Ucapku tak merubah posisiku sekalipun. Aku menghapus air mataku dengan sekali gerakan cepat.

“ Kau kenapa? Apa kau menangis?” tanyanya khawatir.

Aku menghela napas berat. “ Tidak, pergilah. Aku baik-baik saja.” ucapku meyakinkannya.

“ Sungguh? Apakah kau benar-benar baik-baik saja?” tanyanya lagi.

Aku mengangguk yakin. “ Ya, pergilah, lagipula keberadaanmu disini hanya menggangguku saja.”  ucapku dengan hati yang pilu. Ya Tuhan, kuatkanlah aku.

“ Maafkan aku jika aku mengganggumu.” Ucapnya lalu ia pergi meninggalkanku.

Ya Tuhan…

***

“ Yuri-ya!” panggil seseorang yang sangat familiar ditelingaku beberapa hari terkhir ini. Aku menghela napas berar.

Aku menoleh ke arahnya yang saat ini telah berlari ke arahku.

Ingin apa dia?

“ Ya! Kau tahu? aku sudah mencari-carimu daritadi!” kesalnya padaku saat ia telah duduk disampingku.

“ Ada apa mencariku?” tanyaku, tanpa merubah perhatianku sama sekali pada buku yang kini tengah ku baca.

“ Tidak ada. Hanya merasa bosan saja tanpa kau disisiku.” Jelasnya.

“ Oh.” Ucapku datar tanpa ekspresi.

“ Ya! Kenapa kau membaca buku sampai seserius itu?” tanyanya kesal.

“ Karena lebih menarik darimu.” sahutku datar.

“ Ya! Mana ada buku yang lebih menarik dari manusia!” protesnya.

“ Ada, buktinya buku ini lebih menarik dari manusia sepertimu.” Ucapku sambil menatapnya lalu berdiri dan kemudian berjalan pergi meninggalkannya.

“ Ya! Kau ini kenapa begitu menyebalkan sekali?!”

Aku mengendikkan bahuku dengan cuek. “ Apa peduliku terhadapmu?” tanyaku dingin.

“ Apa?! Ya! Kita inikan teman sekarang! Mana boleh kau bersikap pada teman seperti ini?” protesnya lagi.

Ya Tuhan, sampai kapan ia akan berhenti berbicara ini-itu padaku?

“ Ya!” protesnya lagi karena lagi-lagi aku mengacuhkannya.

Bla bla bla… I don’t want to hear you, Hyuk-ah!

***

“ Ah! kenapa aku bisa seceroboh ini?” makiku pada diri sendiri. Aku berjalan dengan terburu-buru dikoridor sekolahan. Jika bukan benda yang penting, aku tak akan bersusah payah untuk kembali kesekolahan yang sudah tak berpenghuni ini.

Ah, bodoh!

Aku menaiki tangga dan berlari ke kelasku secepat mungkin. Ku buka pintu kelas dengan kasar. Aku langsung menoleh ke mejaku kemudian berlari menghampirinya. Ku lihat laci dikolong mejaku.

Huft… Syukurlah…

Aku bernapas lega saat benda yang ku cari telah ku dapatkan. Aku memeluk benda bercover biru soft bercampurkan warna putih susu. Perpaduan warna yang bagus, menurutku. Buku itu tak lain adalah buku diaryku. Ku buka buku diaryku dilembar pertama, terdapatkan daun musim gugur yang sedikit pudar warnanya karena termakan usia.

Seulas senyum menghiasi wajahku. Aku masih dapat mengingat, semua kejadian-kejadian itu dengan baik. Terlebih, saat aku baru menyadari bahwa aku benar-benar telah jatuh cinta padanya. Kenangan itu, adalah kenangan termanis yang dapat ku ingat dengan baik. Bagaimana aku bisa tersenyum dengan sangat baik tanpa ada beban sedikitpun.

Tidak seperti saat-saat ini, hampir setiap detiknya aku selalu tersenyum dengan terpaksa. Tidak, mungkin hampir tidak lagi aku tersenyum dengan tulus dari dasar hatiku. semenjak ia mulai menyukai dan mengenal perempuan.

Aku menghela napas dalam. Rasa sakit dan pilu mulai menghampiri diriku. Aku juga dapat mengingat ketika ia mengatakan ia menyukai perempuan untuk pertama kalinya. Sakit, sangat sakit yang ku rasakan. Tapi, apa yang harus ku perbuat saat itu? Berteriak padanya dan memakinya? Tidak mungkin aku akan melakukan hal itu. Sama seperti saat ini, apa yang harus ku lakukan? Sampai sekarangpun, aku tidak tahu.

Menyedihkan bukan? Cih, memang mungkin takdirku seperti ini, mencintai tanpa dicintai oleh seseorang yang aku cintai sepenuh hati. Tapi, bukankah cinta memang seperti ini? Tanpa mengharapkan balasan apapun darinya. Asalkan ia bahagia, bukankah kita juga akan bahagia nantinya?

Aku berdiri dari dudukku. Menghela napas dengan berat. Ya, mencintai tanpa dicintai. Tak apa, itu sudah cukup bagiku. Asalkan ia bahagia.

Ya Tuhan, kenapa ini sangat menyakitkan untukku?

Bulir-bulir lembut keluar begitu saja disudut mataku. Aku memenjamkan ke dua mataku. Menahan semua perasaan yang tengah ku rasa. Sakit dan pilu.

Ya Tuhan…

Aku menyentuh dadaku, terlebih menyentuh hatiku dan mencoba membuang jauh-jauh perasaan ini. Perasaan yang bahkan tak ku inginkan.

Aku menghela napas kembali dengan berat. Sudah berapa kali aku melakukan hal ini? Aku juga tidak tahu. Mungkin sudah cukup lama sekali.

Aku menghapus kasar air mataku lalu berjalan pergi meninggalkan kelas ini sambil memeluk buku diaryku dengan erat. Sakit, sangat sakit.

***

“ Benarkah?” tanyanya seorang perempuan yang membuatku terperanjat kaget. Aku mencari-cari asal suara tersebut dengan kening yang berkerut dan perasaan takut yang hampir merasuki diriku.

“ Maaf, maafkan aku.” Kali ini suara laki-laki yang sepertinya tidak asing lagi ditelingaku. Aku menghela napas berat.

“ Oppa, bagaimana kau bisa bersikap seperti ini padaku? Kenapa kau begitu jahat?” Kali ini suara perempuan yang tadi. Aku mencari-cari asal suara keributan kecil itu.

“ Maaf, maafkan aku, SeoHyun-ah.” sesal laki-laki itu dengan sangat merasa bersalah.

“ Kau bohong! Iyakan?! Beritahu aku, bahwa kau saat ini tengah berbohong!” teriak histeris gadis itu. Aku menatap curiga pada kelas yang lampunya kini tengah menyala. Aku mendekatinya secara perlahan-lahan.

Rasa sesak -lagi-lagi- menghampiriku kembali.

“ Maaf, tapi saat ini, aku tidak berbohong.” Ucap laki-laki itu.

“ Ci-cium aku!” pinta perempuan itu seperti seseorang yang sedang kecanduan saat aku tengah melihat mereka dari kaca jendela kelas yang berukuran sedang.

Mataku membulat kaget, bibirku sedikit terbuka, dan napasku sedikit tercekat. Pakaian seragam mereka… pakaian mereka berdua berantakan! Rambut SeoHyun juga berantakan. Baju SeoHyun bagian atasnya kini telah hampir terbuka.. Dan… laki-laki yang kini di hadapannya, kancing bajunya sudah hampir lepas semua dibagian atasnya.

KyuHyun mendekati SeoHyun, mendekatkan wajahnya pada gadis itu. Bibir mereka saling bertautan satu sama lain. Ciuman yang dipenuhi nafsu sesaat. Aku menatap mereka dengan tidakk percaya pada alat penglihatanku.

Sakit… sangat sakit!

Sakit dan pilu.

Mataku basah dan mungkin saat ini aku tengah menangis dalam diam tanpa sadar.

Seseorang memutar tubuhku dan membalikkan badanku untuk menghadapnya dan membelakangi mereka. Aku mengangkat wajahku dengan susah payah. Dan mendapati EunHyuk tengah berdiri dihadapanku.

“ Jangan lihat lagi!” ucapnya pelan, ada perasaan iba disuaranya.

“ Tapi, aku harus lihat.” Ucapku entah apa yang sedang ku pikirkan saat ini.

“ Sudahlah, ada aku disini.” Ucapnya, menyuruhku menyenderkan kepalaku pada bahunya dengan tangan kanannya. “ Jangan bersikap bodoh.Tidakkah cukup melihat mereka seperti itu?” tanyanya pelan.

Aku diam, sedangkan air mataku terus membasahi ke dua pipiku.

“  Berhentilah mencintai laki-laki itu, berpalinglah darinya. Dia tidak pantas untukmu. Ada laki-laki lain yang mencintaimu apa adanya dengan setulus hatinya.” Bisiknya lembut ditelingaku.

Aku menangis ketika mendengarnya. Ketika EunHyuk mengatakan itu padaku. Sanggupkah aku berpaling darinya sedangkan aku sudah jatuh terlalu dalam ke dalam lubang yang belum diketahui kebenarannya.

“ Berpalinglah padaku, Kwon Yuri-ya.” Ucapnya lembut ditelingaku sambil memelukku dengan erat dan lembut.

Ada kehangatan yang ku butuhkan yang ia berikan untukku.

Tapi, perlukah diriku kehangatan itu? Sedangkan ia bukanlah seseorang yang ku harapkan selama ini.

 

KyuHyun-ah, mengapa kau bodoh?

KyuHyun-ah, mengapa kau begitu tak peka terhadap perasaanku?

KyuHyun-ah, bagaimana jika aku mengatakan ‘ aku mencintaimu’?

KyuHyun-ah, dengarkan ini…

 

“ aku mencintaimu walaupum aku harus terluka beribu-ribu kali sekalipun,aku akan tetap mencintaimu setulus hatiku.”

 

Tapi ….

 

Apakah saat ini aku boleh berhenti mencintaimu selamanya?

Karena melihatmu melakukan hal itu dengan perempuan lain, membuatku merasakan sakit yang teramat sangat.

 

Jadi, apakah aku boleh berhenti mencintaimu,

Cho KyuHyun?

 

Dan pergi ke sisi lain?

***

========================= TBC ========================

Hai!!! 😀 My lovely readers! 😀 So, what do you think?

Bad or good? Ini lumayan panjang loh.. 12 page Ms. Word ^^

Oh ya TFFB (THE FOURTH FLOWER BOYS!)  sama TPM (THE MERMAID PRINCESS ) untuk sementara bakal lama aku update. Kenapa? Soalnya aku lagi males+sibuk sama tugas-tugasku lainnya . Jadi, maaf banget ya teman-teman (_ _) *deeply bow* . Nanti kalo aku udah buat lanjutannya, aku bakal langsung update :* . Gimana?

DON’T FORGET TO RCL 9 READ, COMMENT (s) , AND LIKE ) PLEASE!! 😀

Comments Like Is Oxygen for me. 😀

THANK YOU. 😀 😀 😀